SISTEM EKSKRESI

Kamis, 18 Maret 2010

SISTEM PENGELUARAN (EKSKRESI)

Ekskresi merupakan proses pengeluaran zat sisa metabolisme tubuh, seperti CO2, H2O, NH3, zat warna empedu dan asam urat. Beberapa istilah yang erat kaitannya dengan ekskresi :

- defekasi : yaitu proses pengeluaran sisa pencernaan makana yang disebut feses. Zat yang dikeluarkan belum pernah mengalami metabolisme di dalam jaringan. Zat yang dikeluarkan meliputi zat yang tidakl diserap usus sel epitel, usus yang rusak dan mikroba usus.

- ekskresi : yaitu pengeluaran zat sampah sisa metabolisme yang tidak berguna lagi bagi tubuh.

- sekresi : yaitu pengeluaran getah oleh kelenjar pencernaan ke dalam saluran pencernaan. Getah yang dikeluarkan masih berguna bagi tubuh dan umumnya mengandun genzim.

- eliminasi : yaitu proses pengeluaran zat dari rongga tubuh, baik dari rongga yang kecil (saluran air mata) maupun dari rongga yang besar (usus).

Sistem Ekskresi pada Invertebrata

1. Hewan Beresel Satu (Protozoa)

Belum mempunyai alat ekskresi khusus. Zat sisa di keluarkan melalui vakoula kontraktil (rongga berdenyut) yang berfungsi untuk mengatur kadar airt dalam sel sehingga nilai osmosis isi sel tetap terpelihara.

2. Cacing Pipih (Platyhelmintes)

Alat eksresi berupa protonefridium yang mempunyai sel api (flame cel) berflagel. Flagel berfungsi menggerakan air ke sel api pada sepanjang saluran ekskresi.

Air dan zat sisa masuk ke dalam sel api yang selanjutnya dikeluarkan melalui lobang nefridiofor. Sebagian sisa nitrogen tidak masuk ke saluran ekskresi tetapi masuk ke sistem pencernaan yang selanjutnya diekskresikan melalui mulut.

3. Cacing Tanah (Annelida)

Alat ekskresi berupa nefridium. Metanefridium terdapat sepasang pada tiap segmen kecuali segmen terakhir. Metanefridium memiliki dua lobang saluran yaitu nefrostom di anterior dan nefrostom di posterior.

Cairan tubuh mengalir melalui nefridium, zat yang diperlukan tubuh seperti air, zat makanan dan ion-ion diserap dan diedarkan ke seluruh tubuh melalui sistem peredaran dan zat sisa (sampah nitrogen ) diekskresikan melalui nefridioifor.

4. Belalang (Insecta)

Alat ekskresi berupa tubulus malpighi yang terletak di antar usus tengah dan usus belakang. Pembuluh malpighi berfungsi sebagai ginjal. Serangga juga mempunyai sistem trakea yang berfungsi sebagai paru-paru dan pengeluaran zat sisa berupa CO2.

Darah (hemolimfa) mengalir melalui pembuluh malpighi. Bahan yang mengandung nitrogen diendapkan sebagai asam urat, sedang air dan garam diserap kembali secara osmosis dan transpor aktif. Asam urat dan sisa ari masuk ke usus halus dan sisa air diserap kembali. Kristal asam urat dieksresikan bersama feses melalui anus.

Sistem Ekskresi pada Manusia

1. Ginjal (ren)

Ginjal merupaka alat pengeluaran sisa metabolisme dalam bentuk urine yang di dalamnya mengandung air, amoniak (NH3), ureum, asam urat dan garam mineral tertentu. Penderita diabetes miletus urine mengandung glukosa.

Fungi ginjal :

- mengekskresikan zat-zat yang merugikan bagi tubuh, antara lain : - urea, asam urat, amoniak, creatinin

- garam anorganik

- bacteri dan juga obat-obatan

- mengekskresikan gula kelebihan gula dalam darah

- membantu keseimbangan air dalam tubuh, yaitu mem-pertahankan tekanan osmotik ektraseluler

- mengatur konsentrasi garam dalam darah dan keseim-bangan asam basa darah.

Anatomi ginjal, meliputi :

Lapisan luar (korteks/ kulit ginjal) yang mengandung kurang lebih 1 juta nefron. Tiap nefron terdiri atas badan malpighi (badan renalis) yang tersusun dari kapsula bowman dan glomerulus.

Lapisan dalam (medula/ sumsum ginja) yang terdiri atas tubulus kontorti yan gbermuara pada tonjolan papila di ruang (pelvis renalis). Tubulus kontorti terdiri atas tubulus kontorti proksimal dan tubulus kontorti distal.

Gb. Ginjal

Nefron

Pelvis renalis

Korteks

Medula

Ureter

Proses pembentukan urine :

Terdapat 3 proses penting yang berhubungan dengan proses pembentukan urine, yaitu :

- Filtrasi (penyaringan) : kapsula bowman dari badan malpighi menyaring darah dalam glomerus yang mengandung air, garm, gula, urea dan zat bermolekul besar (protein dan sel darah) sehingga dihasilkan filtrat glomerus (urine primer). Di dalam filtrat ini terlarut zat yang masih berguna bagi tubuh maupun zat yang tidak berguna bagi tubuh, misal glukosa, asm amino dan garam-garam.

- Reabsorbsi (penyerapan kembali) : dalam tubulus kontortus proksimal zat dalam urine primer yang masih berguna akan direabsorbsi yang dihasilkan filtrat tubulus (urine sekunder) dengan kadar urea yang tinggi.

- Ekskesi (pengeluaran) : dalam tubulus kontortus distal, pembuluh darah menambahkan zat lain yang tidak digunakan dan terjadi reabsornsi aktif ion Na+ dan Cl- dan sekresi H+ dan K+. Di tempat sudah terbentuk urine yang sesungguhnya yang tidak terdapat glukosa dan protein lagi, selanjutnya akan disalurkan ke tubulus kolektifus ke pelvis renalis.

Dari kedua ginjal, urine dialirkan oleh pembuluh ureter ke kandung urine (vesika urinaria) kemudian melalui uretra, urine dikeluarkan dari tubuh.

Hal yang perlu diperhatikan meliputi :

- dalam keadaan normal urine tidak mengandung glukosa dan protein

- diabetes melitus terjadi karena adanya glukosa dalam urine yang disebabkan kekurangan hormon insulin

- banyak urine yan gdikeluarkan tergantung dari banyaknya air yang diminum dan kadar ADH

Gangguan pada ginjal :

- nefritis : disebabkan gangguan pada nefron karena infeksi kuman, akibatnya kadar ureum dalam darah meningkat. Nefritis dapat menimbulkan uremia, yaitu adanya uriene yang masuk ke dalam darah, sehingga menyebabkan penyerapan air terganggu dan tertimbun di kaki yang disebut oedema.

- diabetes melitus (kencing manis) : disebabkan kekuranga insulin, akibatnya kadar glukosa darah meningkat.

- diabetes inspidus (penyalit kuning) : disebabkan tidak ada hormon ADH, akibatnya urine meningkat.

- albuminuria : disebabkan adanya protein dalam urine, akibatnya kerusakan atau iritasi sel ginjal karena infeksi.

- batu ginjal : disebabkan kekurangan minum dan sering menahan kencing, akibatnya mengendap menjadi batu ginjal.

- polyuria : yaitu urine yang dikeluarkan sangat banyak dan encer, disebabkan kemampuan nefron untuk mengadakan reabsorbsi sangat rendah atau gagal.

- oligouria : yaitu urine yang dikeluarkan sangat sedikit bahkan tidak berurine, disebabkan oleh kerusakan ginjal secara total.

2. Kulit

Merupakan lapisan terluar dari tubuh kita, yang tediri dari 2 lapisan yaitu lapisan epidermis (luar) dan dermis (dalam).

Epidermis,terdiri :

- stratum korneum, merupakan lapisan zat tanduk, mati dan selalu mengelupas.

- stratum lusidium, merupakan lapisan zat tanduk

- stratum granulosum, mengandung pigmen

- stratum germonativum, selalu membentuk sel-sel baru ke arah luar

Dermis (korium), terdiri :

- akar rambut

- pembuluh darah

- syaraf

- kelenjar minyak (glandula sebasea)

- kelenjar keringat (glandula sudorifera)

- lapisan lemak, terdapat di bawah dermis yang berfungsi melindungi tubuh dari pengaruh suhu luar

Gb. kulit

Rambut

Pori-pori

Kapiler darah

Pipa/ saluran keringat

Ujung syaraf korpuscle

Glandula sebacea

Pembuluh darah

Otot penggerak rambut

Jaringan pelindung

Kelenjar keringat

Badan lemak

Arteri

Jaringan lemak

Serabut syaraf

Kantong rambut

3. Paru-paru (pulmo)

Penguraian karbohidrat (glukosa) dan lemak kecuali menghasilkan energi akan menghasilkan zat sisa berupa CO2 dan H2O yang akan dikeluarkan lewat paru-paru.

Seseorang yang berada dalam daerah dingin waktu ekspirasi akan tampak menghembuskan uap. Uap tersebut sebenarnya merupakan carbondioksisa dan uap air yang dikeluarkan saat terjadi pernafasan.

Gb.

Laring epiglotis

Bronkus kanan bronkus kiri

Trakea

Pembuluh darah

Lobus

Paru-paru

Ventrikel kanan

Atrium kiri

4. Hati (hepar)

Hati merupakan kelenjar terbesar dalam tubuh, terdapat di rongga perut sebelah kanan atas, berwarna kecoklatan. Hati mendapat suplai darah dari pembuluh nadi (arteri hepatica) dan pembuluh gerbang (vena porta) dari usus. Hati dibungkus oleh selaput hati (capsula hepatica). Hati terdapat pembuluh darah dan empedu yang dipersatukan selaput jaringan ikat (capsula glison). Hati juga terdapat sel-sel perombak sel darah merah yan gtelah tua disebut histiosit.

Sebagai alat eksresi hati menghasilkan empedu yang merupakan cairan jernih kehijauan, di dalamnya mengandung zat warna empedu (bilirubin), garam empedu, kolesterol dan juga bacteri serta obat-obatan. Zatr warna empedu terbentuk dari rombakan eritrosit yang telah tua atau rusak akan ditangkap histiosit selanjutnya dirombak dan haeglobinnya dilepas.

Fungsi hati :

- menyimpan kelebihan gula dalam bentuk glikogen (gula otot)

- merombak kelebihan asam amino (deaminasi)

- menawarkan racun

- membentuk protombin dan fibrinogen

- membentuk albumin dan globulin

- mengubah provitamin A menjadi vitamin A

- tempat pembentukan urea

- menghasilkan empedu

- tempat pembentukan dan penghancuran eritrosit yang telah tua

Gb. hati hubungannya dengan duodenum

Kandung empedu hati

Aorta

Pankreas

Muara saluran

Empedu dan enzim

Deudenum

Saluran enzim pankreas

5. Usus besar (colon)

Merupakan alat ekskresi pada poros usus (regtum) untuk pengeluaran atau defekasi logam berat sisa pencernaan.

0 komentar:

Posting Komentar